Profil dan Biodata Try Sutrisno - Wakil Presiden Indonesia Ke-6

 Profil dan Biodata Try Sutrisno - Wakil Presiden Indonesia Ke-6


Last update : Jum'at, 13 Desember 2024 | 07:05 WIB

INIKISAHPOLITIK.BLOGSPOT.COM - Profil Try Sutrisno, adalah tokoh penting dalam sejarah Indonesia, terutama pada era Orde Baru. Namanya dikenal luas di masyarakat Indoneisa sebagai mantan Wakil Presiden Indonesia Ke-6 yang menjabat pada periode 1993-1998.

Sebelum namanya dikenal sebagai Wapres RI, beliau telah dikenal sebagai sosok Panglima TNI yang tegas. Perjalanan hidupnya dari seorang prajurit hingga menjadi Wakil Presiden, menjadikannya salah satu tokoh penting dalam sejarah politik dan militer Indonesia.

Profil Try Sutrisno


Mengutip dari laman tni.mil.id, inilah profil Try Sutrisno.

Try Sutrisno merupakan Wakil Presiden Indonesia Ke 6 yang termasuk dalam salah satu Wakil Presiden yang berasal dari golongan Militer. Beliau lahir pada 15 November 1935 di Surabaya, Jawa Timur.

Sebagai Wakil Presdien indonesia, beliau mendampingi Presiden Soeharto, yang merupakan serang Militer.
Try Sutrisno dikenal sebagai sosok negarawan yang jujur, bersajaha, setia, ekologi tinggi dan berpendirian teguh. Putra terbaik bangsa ini bukanlah seorang yang mau menghalalkan segala cara untuk meraih jabatan tertentu dengan kata lain haus jabatan (Ambisius).

Perjalanan hidupnya dari seorang prajurit hingga menjadi Wakil Presiden Indonesia menjadikannya salah satu tokoh penting dalam sejarah politik Indonesia. Kontribusi dan warisannya masih terus dibahas dan diperdebatkan hingga saat ini.

Biodata Try Sutrisno

Mengutip dari laman stekom.ac.id, inilah biodata Try Sutrisno :

● Nama Lengkap : Try Sutrisno

● Tanggal Lahir : 15 November 1935

● Usia : 89 Tahun

● Tempat Lahir : Surabaya, Jawa Timur, Indonesia

● Partai Politik : Golkar, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia

● Pasangan : Tuti Setiawati

● Agama : Islam

● Anak : Nora Tristyana, Taufik Dwi Chayono, Firman Santyabudi, Nori Chandrawati, Isfan Fajar Satrio, Kunto Arief Wibow, dan Natalya Indrasari

Latar Belakang Try Sutrisno

Try Sutrisn memiliki latar belakang keluarga yang sederhana. Ayahnya, Subandi, bekerja sebagai sopir ambulans, sementara ibunya, adalah seorang ibu rumah tangga, Mardiyah. Sejak kecil, hidupnya sudah diwarnai oleh situasi perang oleh penjajah.

Masa kecil Try Sutrisno terbilang kelam karena harus menghadapi masa kolonialisme yang membuat keluarganya kesusahan. Ketika Belanda melakukan agresi militer, keluarganya pindah ke Mojokerto, Tempat ayahanya bekerja sebagai petugas medis untuk Batalyon Angkatan Darat Poncowati.

Hal ini membuat Try Sutrisno harus berhenti sekolah dan mencari nafkah untuk membantu keluarganya sebagai penjual rokok dan koran. Di usianya yang ke-13 tahun, ia mulai tertarik untuk bergabung dengan Batalyon Poncowati.

Namun, tidak ada yang menganggapnya serius, hingga akhirnya ia dipekerjakan sebagai kurir. Ia bertugas untuk mengambil obat untuk Angkatan Darat Indonesia serta mencari informasi ke daerah-daerah yang diduduki oleh tentara Belanda.

Pada tahun 1956, Sutrisno dan keluarganya kemudian mencoba kembali ke Surabaya dimana ia menyelesaikan pendidikannya di SMA. Setelah lulus dari SMA, Try Sutrisno mulai ingin mendaftar di ATEKAD (Akademi Teknik Angkatan Darat).

Karier Militer Try Sutrisno

Sebelum terjun ke dunia politik, Try Sutrisno merupakan seorang perwira  tinggi TNI. Beliau memiliki karier militer yang cemerlang dan menjabat berbagai posisi penting dalam hierarki militer.

Pada tahun 1956, setelah mendaftar, ia diterima menjadi taruna di Akademi Teknik Angkatan Darat (ATEKAD).
Pengalaman Militer Try Sutrisno pertama adalah tahun 1957, ketika ia berperang melawan pemberontakan PRRI.

Pada awalnya, ia sudah mengenal lebih dulu dimasa Operasi Pembebasan Irian Barat tahun 1962 sebelum menjadi ajudan Soeharto.

Pada tahun 1947, Try Sutrisno terpilih menjadi ajudan Presiden Soeharto. Pada tahun 1978, ia diangkat ke posisi Kepala Staf Komando Daerah di KODAM.
XVI/Udayana hingga menjadi Panglima Derah KDAM IV/Sriwijaya setahun kemudian.

Puncak karier militernya adalah saat beliau menjabat sebagai Panglima ABRI sejak tahun 1988 hingga tahun 1993. Pada masa kepemimpinannya, TNI terlibat dalam berbagai operasi militer, baik dalam negeri maupun luar negeri.

Pada saat itu, ABRI masih terdiri dari institusi TNI AD, TNI AL, TNI AU, dan POLRI. Meletusnya kembali pemberontakan GPK (Gerakan Pengacau Keamanan) di Aceh pada tahun 1989 adalah salah satu sejarah kepemimpinannya.

Sebagai panglima ABRI, Try Sutrisno memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas keamanan negara, terutama pada masa-masa transisi politik.

Karier Politik Try Sutrisno

Setelah pensiun dari Militer, Try Sutrisno ditunjuk sebagai Wakil Presiden Indonesia mendampingi Presiden Soehart. Posisi ini memberinya pengaruh yang besar dalam pengambilan keputusan politik nasional.

Pada tahun 1993, Ia diangkat menjadi Wakil Presiden RI melalui Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), setelah dicalonkan oleh Fraksi ABRI. Penunjukkannya mendahului pilihan Presiden Soeharto.

Sebagai Wakil Presiden Indonesia ke-6, ia dikenal sebagai sosok yang jujur, sederhana, loya, dan berdedikasi tinggi. Bahkan, komunikasi antara Presdien dan Wakil Presiden pada masa itu memiliki kepercayaan dan keterikatan yang sama.

Selama masa jabatannya, ia mengahadapi berbagai tantangan politik dan ekonomi, terutama di penghujung masa Orde Baru yang penuh gejolak. Menjelang era Reformasi, ia tetap aktif memberikan perhatian terhadap situasi politik nasional meski berakhir pada 1998.

Meskipun masa jabatannya sebagai Wakil Presiden telah berakhir, kontribusi dan warisannya tetap dipandang sebagai sosok yang moderat dan diharapkan dapat menjadi jembatan menuju era reformasi.

Itulah informasi tentang profil Try Sutrisno, yang merupakan mantan Wakil Presiden Indonesia Ke-6.

Sumber : https://m.kumparan.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inilah Profil dan Biodata Aburizal Bakrie - Orang terkaya di Asia Tenggara

Profil dan Biodata Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)

Profil dan Biodata Drs. Agun Gunandjar Sudarsa